Lampu
Rumah Otomatis dengan sensor LDR
A.
Tujuan
-
Untuk mengetahui apa itu sensor LDR dan
prinsip kerjanya
-
Untuk mengetahui aplikasi sensor LDR
B.
Alat
dan Bahan
I.
Alat
a) Alternator
Alternator merupakan
komponen elektronika berupa generator listrik arus bolak balik yang berfungsi
sebagai penyuplai energi atau daya.
II.
Bahan
a) Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki
nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan
mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam
bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya
disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM
(Ω).
b) Transistor
Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor
c)
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan
secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang
terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch).
d)
Potensiometer
Potensiometer
(POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang
tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer
terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi
sebagai pengaturnya.
Pada
dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
1.
Penyapu atau disebut juga dengan
Wiper
2.
Element Resistif
3.
Terminal
e) Lampu
Merupakan Indikator yang dilihat
perubahannya ketika rangkaian dijalankan.
f)
Amplifier
Amplifier
adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau
tenaga secara umum). Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain.
g) Ground
Ground adalah suatu system instalasi listrik yang bisa
meniadakan beda potensial sebagai pelepasan muatan listrik berlebih pada suatu
instalasi listrik dengan cara mengalirkannya ke tanah.
h) LED RED
Komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED
tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering
kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik
lainnya.
i)
Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu
komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan
intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai
sensor cahaya.
C.
Dasar
Teori
a) Resistor
Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan
Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).
Rumus mencari resitansi : R=V/I
Tabel warna resistor :
·
Cara menentukan nilai resistor 4
gelang warna :
·
Cara menentukan nilai resistor 5 gelang
warna :
b) Transistor
Transistor merupakan
salah satu komponen terpenting dalam sebuah produk elektronika, hampir semua
produk Elektronika menggunakannya sebagai Penguat sinyal, Saklar dan Penggerak
atau driver. Dalam merangkai sebuah Transistor, terutama pada Transistor
bipolar yang memiliki 3 terminal kaki ini terdapat 3 jenis rangkaian
konfigurasi dasar yang digunakan. Ketiga jenis Konfigurasi dasar tersebut
diantaranya adalah Common Base (Basis Bersama), Common Collector (Kolektor
Bersama) dan Common Emitter (Emitor Bersama). Nama “Common” atau “bersama” ini
menunjukan kaki terminal yang dipakai bersama untuk INPUT (masukan) atau
OUTPUT (keluaran). Setiap konfigurasi memiliki respon yang berbeda-beda
terhadap sinyal Input dalam rangkaiannya.
1. Konfigurasi Common Base (Basis Bersama)
Seperti namanya, yang dimaksud dengan
Konfigurasi Common Base (CB) atau Basis Bersama adalah konfigurasi yang kaki
Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT.
Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal
OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh
karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”.
Konfigurasi Common Base ini menghasilkan
Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak
menghasilkan penguatan pada arus.
2. Konfigurasi Common Collector
(Kolektor Bersama)
Konfigurasi Common Collector (CC) atau
Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base
(Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa
memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat
menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan.
Pada Konfigurasi Common Collector, Input
diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor
Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk
INPUT maupun OUTPUT.
Konfigurasi Kolektor bersama (Common
Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower)
karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input
Basis.
3. Konfigurasi Common Emitter (Emitor
Bersama)
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau
Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan,
terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara
bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini
menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output.
Common Emitter adalah konfigurasi
Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama
untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT
dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
c)
Relay
Relay adalah komponen
elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan
menggunakan listrik. Relay disebut sebagai komponen electromechanical
karena terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau elektromagnet dan kontak
saklar atau mekanikal. Komponen relay menggunakan
prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar, sehingga
dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat menghantarkan
arus listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.
Secara
garis besar terdapat dua jenis relay, yaitu
·
Relay elektromekanis : Relay yang
menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar.
·
Relay Solid State : Relay yang
menggunakan teknologi semikonduktor (optocoupler) untuk melakukan switch ON dan
OFF.
Pada gambar terdapat dua
rangkaian elektronik, yang dinomeri (1) dan (2). Rangkaian (1)
biasa disebut rangkaian picu (triggered circuit) yang
(menggunakan prinsip elektromekanik) dapat mengendalikan apakah rangkaian
(2) pada posisi ON ataupun OFF. Biasanya rangkaian (1)
memiliki tegangan dan arus lebih rendah (karena terhubung dengan mikrokontroler
atau rangkaian lain) daripada rangkaian (2) yang biasanya
terhubung dengan tegangan AC 220V (untuk menyalakan lampu taman atau lainnya)
Ketika sinyal mengalir
melalui rangkaian 1 (logika 1), sinyal tersebut mengalir pada
kumparan dan menghasilkan gaya elektromagnetik dan menimbulkan medan magnet
yang menarik kontak dan kemudian mengaktivasi rangkaian kedua (untuk bergerak
ON ataupun OFF)
Ketika daya dari rangkaian
1 menghilang (logika 0), pegas akan menarik kontak kembali ke posisi
awalnya, sehingga rangkaian (2) akan kembali off seperti semula.
d) Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan
salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai
dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan
sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini
sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang
mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika
semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya
akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Umumnya
Sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm pada saat dalam kondisi sedikit
cahaya (gelap), dan akan menurun menjadi 500 Ohm pada kondisi terkena banyak
cahaya.
e)
Amplifier
Pengertian amplifier adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
mengubah sinyal dari input dengan amplitudo rendah menjadi sebuah sinyal output
dengan amplitude yang relatif lebih tinggi namun frekuensinya masih tetap sama.
Sinyal output yang dikuatkan ini biasanya berupa suara audio berbentuk analog.
Agar dapat berfungsi, sebuah amplifier tersusun atas beberapa
komponen yang membentuk rangkaian. Komponen-komponen penyusun tersebut antara
lain ELCO, trafo, tone control dan sanken. Berikut penjelasan komponen-komponen
amplifier tersebut.
1.
ELCO (Electrolyte Capacitor)
Secara singkat, fungsi dari komponen ini pada amplifier adalah
untuk menyesuaikan sinyal input (masukan) menjadi sinyal output (keluaran)
berkualitas bagus. Hasil ini didapat dari proses penyaringan arus listrik yang
dilakukan.
2. Trafo (Transformator)
trafo ini berperan sebagai sumber daya utama. Fungsinya adalah
untuk menurunkan tegangan agar sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan
amplifier.
3. Tone Control
komponen ini fungsinya adalah untuk mengatur nada atau mengatur
karakteristik frekuensi. Dengan komponen ini, suara seperti middle, treble dan
bass dapat diatur sesuai keinginan.
4.
Sanken
Sanken ini merupakan sebuah transistor yang khusus digunakan untuk
power amplifier. Umumnya, dalam sebuah amplifier digunakan setidaknya 2 sanken.
Jika ingin lebih, dapat ditambahkan dengan kelipatannya.
f)
Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis
Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan
Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara
struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau
tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur
Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.
Jenis-jenis Potensiometer :
Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer :
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah
elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya.
Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper)
yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif
(Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang
mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya
terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon
(Carbon).
D. Prinsip Kerja
A. Prosedur Percobaan
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Rangkai alat dan bahan seperti gambar rangkaian dibawah
3. Jika Intensitas cahaya banyak maka lampu mati
4. Jika Intensitas cahaya sedikit maka lampu menyala
5. NIlai resistansi dari Sensor LDR berubah ubah sesuai intensitas cahaya
B. Rangkaian Simulasi
1. Gambar Rangkaian
a. Intensitas cahaya banyak maka lampu mati
2. Prinsip kerja
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. Untuk nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya(terang), maka akan semakin menurun nilai resistansinya. R1 dan LDR merupakan pembagi tegangan. karena resistansi rendah itu tidak ada arus yang mengalir dan relay tetap pada posisinya dan lampu mati karena tidak ada arus dari altenator.
Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir juga besar. Arus masuk menuju lpv324m dan sebagian juga ke potensiometer. Potensiometer berguna untuk membantu sensitifitas dari sensor LDR. Setelah itu arus menuju R3 dan masuk ke basis transistor. Selanjutnya collector dari transistor menuju ke relay dan mengaktifkannya sehingga lampu hidup karena mendapat arus dari altenator.
3. Video
4. Download file
-Html disini
-Materi disini
-Rangkaian disini
-Video disini
-Datasheet LDR disini
-Datasheet lpv324m disini
-Datasheet Resistor disini
-Datasheet Relay disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar